MAKALAH
EFEK RUMAH KACA
Kata
Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis kami yang
berjudul : “Efek Rumah Kaca terhadap Lingkungan “ dengan baik dan lancar.
Terselisaikannya
karya tulis ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak
Drs. Aan Hermansyah, selaku kepala SMA Negeri 1 Kalidawir yang telah memberikan
izin kepada kami untuk membuat karya tulis ini.
2. Bapak
Herianto, S.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia
yang telah membimbing kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya
tulis ini dengan baik.
3.
Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik.
Upaya
kami ini bagai setetes air ditengah samudra dunia pendidikan nasional. Namun,
kami selalu mengharap apa yang kami perbuat dapat turut serta menyukseskan
tujuan pendidikan nasional demi kemajuan bangsa.
Kami
menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan,
oleh karena itu, kritik dan saran kami
harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir
kata semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
bagi penyusun khususnya.
jatitujuh,
juni 2015
Abstrak
Efek
Rumah kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada kenyataanya, di
lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang
dikelilingi gelas kaca. Panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca
tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan
sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun,
panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan
gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di
pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk
menghangatkan rumah kaca.
Masalah
timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas
di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya.
Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat
pula. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari efek rumah
kaca.
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Apa pengertian dari efek rumah kaca?
Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca? Apa yang menjadi penyebab
terjadinya efek rumah kaca? dan apa akibat dari efek rumah kaca terhadap
lingkungan?
Sedangkan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah efek rumah
kaca ini telah terjadi, dan penyebab terjadinya efek rumah kaca terhadap
lingkungan.
Dari hasil penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa efek rumah kaca menyebabkan kenaikan suhu bumi, sehingga
mempengaruhi iklim secara global. Namun, efek rumah kaca juga berdampak
positif, seperti tetap berlangsungnya kegiatan pertanian pada musim dingin oleh
orang-orang Eropa.
Sebagai
saran, Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar
sebaiknya lebih diefisienkan, mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata
surya yang ramah lingkungan dan penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah
ditebang untuk mengurangi kadar karbondioksida.
Bab
I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di
era globalisasi ini,mungkin kita menduga udara yang akhir-akhir ini di bumi
semakin hari semakin panas kita rasakan. Suhu pun tidak stabil. Cuaca yang
tidak menentu membuat kehidupan di muka bumi ini terancam. Pembangunan
gedung-gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan secara liar merupakan
salah satu penyebab semakin panasnya suhu bumi, karena tidak seimbangnya kadar
karbon dioksida di udara dengan polusi yang ditimbulkan oleh msin-mesin
industri, asap kendaraan bermotor, dan lain-lain. Hal tersebut bukanlah suatu
masalah yang mesti kita risaukan. Mana mungkin tindakan dari satu atau dua
orang makhluk hidup bisa mengganggu kondisi planet bumi yang maha besar ini.
Mungkin itu semua yang ada dipikiran kita.
Sejak
revolusi industri tahun 1750, industrialisasi di dunia – khususnya di Eropa
terus meningkat. Ini menyebabkan kadar gas yang berbahaya semakin tajam.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang lupa akan kelestarian
lingkungannya, namun seiring dengan itu usaha-usaha perbaikan lingkungan pun
juga gencar dilaksanakan.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan
secara umum diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah
efek rumah kaca ini telah terjadi? Dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih
merupakan tanda tanya bagi manusia karena sampai sekarang manusia belum
mendapatkan penyabab pasti dari efek rumah kaca ini dan manusia juga mau
mencari kebenaran mengenai efek rumah kaca yang akan dialami oleh manusia itu
sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan disekitarnya. Jika efek rumah kaca ini
terjadi maka akibat yang ditimbulkan bukan hanya dialami oleh manusia saja,
tetapi juga semua makhluk hidup disekitarnya, seperti meningkatnya suhu di
permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan
ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan
menjadi kayu karena kekurangan air atau dan sebagainya. Oleh karena itu,
melalui penelitian ini diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas
yang dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca seperti mengadakan kegiatan
rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyababkan suhu di permukaan bumi
meningkat, dll.
C. Batasan Masalah
Makalah
ini menjelaskan tentang efek rumah kaca terhadap lingkungan antara lain
pengertian dari efek rumah kaca, bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca,
apa yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca, apa akibat dari efek
rumah kaca terhadap lingkungan dan apakah usaha yang dapat dilakukan untuk
mengurangi efek rumah kaca.
D. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari efek rumah kaca?
2.
Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?
3. Apa
yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca?
4. Apa
akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan?
5.
Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca?
E. Metode Penelitian
Pada penyusunan karya tulis ini, penyusun
menggunakan beberapa metode, yaitu :
1.
Metode study kepustakaan adalah dengan membaca berbagai sumber yang
relevan dan mencari masalah tersebut lewat internet.
2.
Metode dokumentasi adalah melalui metode yang berisi laporan-laporan,
catatan-catatan dan arsip-aesip maupun data lain yang menunjang.
Bab
II
Landasan
Teori
A. Pengertian Efek Rumah Kaca
Efek
merupakan suatu resiko yang ada positif dan negatifnya yang diterima setelah
melakukan suatu hal.
Rumah
kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Panas matahari masuk
ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek.
Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai
radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan
kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam
bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca (green house) di pertanian, ruangan kaca
memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan/menstabilkan suhu dalam
rumah kaca.
Rumah
kaca dalam arti harfiah yaitu adanya gedung-gedung bertingkat di kota besar
yang dindingnya menggunakan kaca sehingga memantulkan panas matahari kembali ke
atmosfer bumi.
Sartain
menyatakan yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes.
Pihak
NASA telah mengemukakan bahwa efek dari rumah kaca sebenarnya bukanlah dari
pemanasan global ini karena pemanasan global mampu diredam dengan memperbanyak
penanaman pohon di sekitar area yang terjadi efek rumah kaca . Tetapi efek
sebenarnya adalah " serangan meteor yang akan menghujam bumi " . Karena
menurut NASA sekitar jutaan meteor menghujam bumi setiap tahunnya, dan semuanya
terbakar habis di atmosfer. Namun setelah penelitian selama 10 tahun ,
kadar lapisan atmosfer bumi terus
menurun secara drastis, dan diperkirakan 6 - 10 tahun ke depan bumi akan terbuka
lebar oleh serangan-serangan batu meteor-meteor yang tidak akan mampu lagi
ditahan oleh atmosfer bumi karena atmosfer bumi terus menipis.
Istilah
Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di
daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah
kaca. Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan
dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang
panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di
dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya.
Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah
gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca (ERK).
Pengalaman
petani di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan
atmosfir. Lapisan atmosfer terdiri dari, berturut-turut: troposfer, stratosfer,
mesosfer dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfer) adalah yang yang
terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak
sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek
(sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas.
Sedangkan lainnya dihamburkan dan dipantulkan
kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65%
masuk ke dalam troposfer. Di dalam troposfer ini, 14 % diserap oleh uap air,
debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan
bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang
telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfer oleh molekul gas dan
partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian
dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar
inframerah.
Sinar
inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara
lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas
inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfer dan oleh karenanya, suhu
udara di troposfer dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah efek rumah kaca.
Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.
Seandainya
tidak ada efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 C terlalu
dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu rata-rata
bumi 330 C lebih tinggi, yaitu 150C. Jadi, efek rumah kaca membuat suhu bumi
sesuai untuk kehidupan manusia.
Namun,
ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya,
maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik.
Dibandingkan tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 C
lebih.
Efek rumah kaca pertama kali
diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan
suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh
komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer
lainnya (seperti satelit alami Saturnus,Titan) memiliki efek rumah kaca,
(dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
berbahasa Indonesia).
Efek
rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda, yaitu : efek rumah
kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan
yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Ketika
radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi
radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34%
dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23%
menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis.
Malam
hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi
bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk
radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan
bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer
menyerap energi panas pantulan dari bumi.
Dalam
skala yang lebih kecil, hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi
sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari
benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan
tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca menjadi hangat
walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut efek rumah
kaca atau ”green house effect”. Sedangkan gas-gas yang berfungsi bagaikan pada
rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.
1. Gas rumah kaca
Gas-gas
rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang terperangkap di
atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi
gelombang panjang matahari, namun menahan radiasi inframerah yang diemisikan
oleh permukaan bumi.
Gas-gas
yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4), Nitrous
Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur
heksaflorida (SF6).
Sumber
gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat
aktifitas manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO2,
methane. Sedangkan gas yang dihasilkan akibat aktifitas manusia antaralain CO2
(Proses pembakaran bahan bakar fosil), NO2 (aktifitas pertanian dan industri),
CFC, HFC, PFC (proses industri dan konsumen). dan kebakaran hutan, industri
peternakan, pembangkit listrik, dan transportasi merupakan penyumbang terbesar
emisi karbon,yang menyebabkan pemanasan global.
Menurut
Forest Destruction, Climate Change and Palm Oil Expansion in Indonesia 2008,
Indonesia menduduki urutan ketiga dunia sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca
dunia, setelah Cina dan Amerika Serikat Penyebabnya diperkirakan hilangnya 2
juta hektare lahan hutan di Indonesia setiap tahun, baik karena kebakaran
maupun penebangan liar, khususnya hutan di lahan gambut di Kalimantan.
Aktivitas
penebangan dan kebakaran hutan di Asia Tenggara diperkirakan menyumbang 2
miliar ton karbon dioksida (CO2) ke udara. Nilai ini setara dengan 8 % emisi
global yang berasal dari bahan bakar fosil. Dan sekitar 90 persen emisi CO2
dari hutan gambut di Asia Tenggara disumbangkan oleh Indonesia. Kementerian
Negara Lingkungan Hidup menyatakan, sepanjang 2003-2008, total sumber emisi
karbon dioksida di Indonesia setara dengan 638,975 gigaton.
Selubung gas rumah kaca tepatnya terdapat di lapisan
troposfer pada ketinggian 7-16 km diatas permukaan bumi.
2. Pemanasan global
Pemanasan
global adalah terjadinya kecenderungan meningkatnya suhu udara dipermukaan bumi
dan lapisan atmosphere bawah dari waktu ke waktu, akibat terjadinya efek rumah kaca
(green house effect).
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada dekade
sekarang ini telah terjadi kenaikan rata-rata suhu udara antara 0.3-0.6oC.
Bila emisi gas-gas rumah kaca terus meningkat dengan
laju peningkatan seperti sekarang maka diperkirakan pada tahun 2030 rata-rata
kenaikan suhu udara akan berkisar antara 3 sampai 5oC dan menyebabkan perubahan
iklim global.
3.
Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Secara
umum iklim sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik
parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang
terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Untuk mengetahui kondisi iklim suatu
tempat, menurut ukuran internasional diperlukan nilai rata-rata parameternya
selama kurang lebih 30 tahun. Iklim muncul akibat dari pemerataan energi bumi
yang tidak tetap dengan adanya perputaran atau revolusi bumi mengelilingi
matahari selama kurang lebih 365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Hal
tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima berubah tergantung lokasi
dan posisi geografi suatu daerah. Daerah
yang berada di posisi sekitar 23,5 Lintang Utara – 23,5 Lintang Selatan,
merupakan daerah tropis yang konsentrasi energi suryanya surplus dari radiasi
matahari yang diterima setiap tahunnya (MenLH, 2003).
Ketika
suhu di bumi semakin panas, sehingga lebih dari kondisi normal, inilah efek
rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer
terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka
terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim
dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara
global.
4.
Konsentrasi gas rumah kaca – Pemanasan Global – Perubahan Iklim
· Adanya
gas-gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan efek rumah kaca di bumi.
·
Konsentrasi gas-gas rumah kaca yang tidak seimbang di atmosfir
mengakibatkan. pemanasan global dan perubahan iklim
Dampak peningkatan konsentrasi gas rumah kaca :
– Peningkatan radiasi gelombang panjang.
–
Mempengaruhi variasi dan kecenderungan suhu udara.
–
Mempengaruhi variasi dan kecenderungan curah hujan, yang
mengakibatkan: banjir, kekeringan.
B. Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca
Proses
terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari.
Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke
angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan
gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan.
Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di
atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi
inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi
inframerah ini akan tertahan oleh karbondioksida dan uap air di atmosfer. Hanya
sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah bahwa
permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida, dan
semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.
C. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca
Efek
rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan
gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik
lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya.
Energi
yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di
atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali
oleh permukaan bumi
Energi
yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi
tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan
bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek
rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh
berbeda.
Selain
gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida ,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa
organik seperti gas metana dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut
memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
D. Akibat dari efek rumah kaca terhadap
lingkungan
Meningkatnya
suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga
akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan
terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan
mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut
perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi
1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang
akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun
2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin
banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer.
Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
E. Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca
Banyak
hal mudah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global. Caranya, kita bisa mematikan lampu dan peralatan
elektronik saat tidak digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk bayar
listrik, juga mengurangi polusi karena penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin
memanggil tukang servis AC. Carpooling atau berangkat bareng teman atau
keluarga ke sekolah, tempat les, atau mal. Selain mengurangi kemacetan, kita
juga menghemat energi. Saat mencetak tugas, usahakan memakai dua sisi kertas.
Plastik adalah bahan yang sulit untuk diuraikan. Jika dibakar, plastik akan
menjadi zat racun atau polusi. Pemakaian kantong plastik saat belanja harus
dikurangi. Seluruh plastik itu hanya menjadi sampah. Coba pakai tas karton atau
tas kanvas.
Selain
itu, hal yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa untuk berkontribusi positif
dalam pengurangan efek rumah kaca. Sebenarnya mudah, tapi tidak mudah untuk
dilakukan. Untuk kita yang dirumah kita bisa melakukan :
1.
Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda
standby menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya, Anda
terus berkontribusi pada pemanasan global.
2.
Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.
3. Saat
matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan pakaian
kering secara alami.
4.
Matikan keran saat sedang menggosok gigi.
5.
Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman.
6. Segera
perbaiki keran yang bocor. Karena keran yang bocor dapat menumpahkan air bersih hingga 13 liter air
per hari.
7. Jika
mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara yang
paling boros air.
8.
Gunakan kembali amplop bekas.
9.
Jangan gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas
atau pisau, garpu dan cangkir plastik.
10. Gunakan
baterai isi ulang.
11. Pilih
kalkulator bertena
Bab
III
Penutup
A. Kesimpulan
1.
Efek rumah kaca menyebabkan kenaikan suhu bumi. Sehingga mempengaruhi
iklim secara global.
2.
Namun demikian, efek rumah kaca juga berdampak positif, seperti tetap
berlangsungnya kegiatan pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.
3.
Efek rumah kaca menimbulkan dampak-dampak negatif lainnya yang
menyebabkan kerugian pada manusia dan makhluk hidup lainnya.
B. Saran
1.
Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar
sebaiknya lebih diefisienkan.
2.
Mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah
lingkungan.
3.
Penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi
kadar karbon dioksida.
4.
Penganekaragaman bahan bakar minyak, gas, tenaga listrik, bahkan tenaga
tata surya.
5.
Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia sebaiknya melakukan
pemeliharaan kendaraan emisi gas karbon dioksida atau dengan kata lain
melaksanakan program Langit Biru untuk mengurangi kadar polusi udara yang sudah
di ambang batas, terutama di kota-kota
besar seperti Jakarta.
6. Efek rumah kaca yang tidak terkendali dapat
menyebabkan perubahan ekologi yang sulit ditebak, seperti perubahan suhu dan
pola hutan yang mengurangi produktivitas pertanian.
7.
Kerugian Indonesia di bidang pertanian karena perubahan iklim yang disebabkan
oleh dampak efek rumah kaca diperkirakan sangat besar. ANGLAS (Asian Least Gost
Greenhouse Gas Abatement Strategy) memaparkan bahwa efek rumah kaca
mengakibatkan antara lain: naiknya permukaan air laut, krisis air bersih,
meningkatnya frekuensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, rusaknya
infrastruktur daerah tepi pantai, dan menurunnya produksi pertanian.
Daftar
Pustaka
http://1.bp.blogspot.com/nj1zat33A5g/SqYgVrg61PI/AAAAAAAAACw/5eVJPurduc0/s1600-h/efek-rumah-kaca.jpg
http://bp.blogspot.com/.../y68dNGb2L3E/s320/erk.jpg
http://climatechange.menih.go.id/index2.php?option=content&do_pdf=i&id=15
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Efek
http://hackersixtaz.blogspot.com/2009/09/efek-rumah-kaca-disebabkan-karena.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/
http://nagasundani.blogsome.com/2005/05/09/efek-rumah-kaca-buruk-jika/trackback/
http://putraprabu.files.wordpress.com/2008/10/efek-r
http://risars.file.wordpress.com/2008/11/greenhouseeffect.jpg
No comments:
Post a Comment