BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergaulan remaja pada zaman sekarang ini sudah sampai pada taraf
mengkhawatirkan. Semua media massa baik elektronik maupun cetak dengan leluasa
menampilkan hal-hal yang dapat mengakibatkan merusak akhlak generasi muda pada
masa sekarang ini. Remaja DULU dan KINI sangat berbeda dan tidak relevan lagi
apabila kita membandingkannya.
Masa remaja adalah masa transisi ketika anak beranjak
dewasa. Masa ini pun dianggap rawan dan kebanyakan orang tua menjadi gelisah
dan khawatir terhadap anaknya yang menginjak usia remaja. Apakah remaja dapat
memilih jalan yang baik, atau justru salah jalan dalam pergaulan? Fenomena ini
sudah tidak asing lagi dalam kehidupan masa kini, justru hal ini menjadi sangat
memprihatinkan karena perkembangan remaja masa kini lebih banyak jatuh pada
jalan pergaulan yang salah.
Untuk itu, pendampingan dan perhatian bagi remaja yang sedang mencari
jati diri sangat dibutuhkan. Orang-orang yang ada di sekitarnya memiliki
peranan penting, seperti orang tua, orang dewasa yang dapat memberi teladan
yang patut di contoh, teman sebaya, lingkungan sekitar, dll.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah
remaja itu?
2. Apa pengertian
pergaulan remaja masa kini?
3. Bagaimana
karakteristik dan permasalahan remaja?
4. Faktor apa saja
yang menyebabkan permasalahan remaja?
5. Tantangan apa
yang dihadapi remaja masa kini?
6. apa dampak
permasalahan remaja?
7. Bagaimana cara
mengatasi permasalahan remaja?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi
tugas komputer.
2. Mengetahui
perkembangan remaja masa kini.
3. Berbagi kepada
para remaja masa kini agar dapat memilih jalan pergaulan yang benar.
4. Untuk mengurangi
intensitas permasalahan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Para ahli
sependapat bahwa Remaja adalah mereka yang berusia sekitar 13-18 tahun. Remaja
adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada usia sekitar 13-18 ini
remaja sudah tidak dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup
matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang
tuanya. Kesalahan yang dibuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya.
Hal ini terjadi karena mereka memang masih dalam masa mencari identitas. Masa
remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting.
Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja
merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang
terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa.
Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang kritis yang mungkin
dapat merupakan the best of time and the worst of time.
B. Pengertian Pergaulan Remaja Masa Kini
Sebagai
makhluk sosial, manusia tak lepas dari orang lain. Begitu pula dengan remaja.
Ia memerlukan interaksi dengan orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang
perlu dicermati adalah bagaimana seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan
apa saja dampak pergaulannya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Pergaulan berasal dari kata “GAUL”.Pergaulan itu sendiri
maksudnya kehidupan sehari-hari dalam
persahabatan ataupun masyarakat. Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan
remaja saat ini. “Gaul” menurut dimensi remaja-remaja adalah ikut dalam trend,
mode, dan hal-hal yang berhubungan dengan glamoran hidup. Harus masuk ke dalam
geng-geng, sering bergabung, dan konkow-konkow diberbagai tempat seperti mall,
tempat wisata, game center, dan
lain-lain. yang mana pada akhirnya, gaul dimensi remaja akan menimbulkan budaya
konsumtif.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan
untuk terjun kedunia hura-hura. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja
mulai merokok, minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan seks bebas.
Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap
tidak setia kawan, paradigma seperti inilah yang menggerayangi pikiran sebagian
remaja masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak kemurnian
makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri.
Jika
ditinjau lebih dalam “Gaul” tidak akan menimbulkan banyak dampak negatif jika
standar nilai yang dipakai untuk mendefinisikan gaul itu, standar nilai yang
sesuai dengan kebudayaan kita yang penuh dengan tata krama dan kesopanan. Hanya
saja, mengubah sesuatu yang sudah mendarah daging di sebagian remaja saat ini
tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari semua pihak, baik oranng tua,
keluarga, pemuka masyarakat, pemerintah, dan yang tak kalah pentingnya adalah
peran kita sendiri sebagai remaja yang akan menjalani kehidupan dalam bingkai
kata “gaul” itu sendiri.
Pergaulan remaja dibagi ke dalam dua aspek, yakni :
1. Pergaulan Remaja yang Sehat
Pergaulan remaja yang sehat adalah pergaulan yang sesuai
dengan etika pergaulan.
Adapun beberapa cara mengembangkan pergaulan yang sehat
diantaranya:
a. Adanya kesadaran beragama bagi remaja
Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman,
pendalaman, serta ketaatanterhadap ajaran-ajaran agama. Dalam kenyataan
sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan
sebagian besar kurang memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita harus
memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumusdalam pergaulan yang tidak
sehat.
b. Memiliki rasa setia kawan
Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik,
peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah yang dapat
membuat kehidupan remaja masyarakat menjadi tentram.
c. Memilih teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar
kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu,
tapi teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan. Melainkan kita
tetap berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat dengan
dia.
d. Mengisi waktu dengan kegiatan yang
positif
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan
yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat
menghalang mereka untuk berbuat baik. Maka dari itu, jika ada waktu senggang
kita harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya menulis cerpen,
menggambar, atau lainnya.
e. Laki-laki dan perempuan memiliki
batasan-batasan tertentu
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya
remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, jangan duduk
terlalu berdekatan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
f. Menstabilkan emosi
Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar
dengan cara menenangkan diri. Harus menyelesaikan masalah dengan komunikasi,
bukan amarah/emosi.
g. Etika Pergaulan Remaja
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos dalam bentuk
tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan,sikap cara berpikir. Dalam
bentuk jamak ta etha´ artinya adalah adat kebiasaan. Arti inilah yang
melatarbelakangi terbentuknya istilah etika´ oleh Aristoteles (384-322 SM):
ilmu tentang adat kebiasaan, apa yang biasa dilakukan. Etika mempunyai
pengertian yang cukup dekat dengan moral. Moral dari bahasa latin mos jamaknya
mores berarti kebiasaan, adat. Dalam kamus bahasa Indonesia pertama kali
tahun1988 kata mores dipakai dalam arti yang sama yakni adat kebiasaan. Jadi
kata moral dan etika keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.
2. Pergaulan Remaja yang tidak Sehat
Pergaulan remaja
zaman sekarang memang sangat memprihatinkan , tidak jarang berbagai berita
mengenai kenakalan remaja bermunculan. Mulai dari genk motor tawuran, seks
bebas, sampai pada penggunaan narkotika NAPZA. Ini menunjukkan bahwa pergaulan
remaja saat ini sudah tidak sehat lagi. Cara pergaulan remaja yang seperti
sekarang ini tentu saja sangat menimbulkan dampak negatif . Selain memperburuk
situasi dan kondisi pergaulan remaja dan mempengaruhi cara hidup remaja lain,
cara pergaulan remaja yang seperti sekarang juga dapat mempengaruhi kualitas
hidup generasi anak cucu kita.
Contoh kenakalan remaja masa kini
"Beberapa Remaja Yang Berurusan Dengan Pihak Kepolisian
Karena Kedapatan Menggunakan Narkoba Dan Minum-Minuman Keras."
Sekelompok Siswa Sekolah Menengah Pertama Yang Sedang
Tawuran Di Jalan Raya Sehingga Mengganggu Arus Lalu Lintas
"Agar Di Katakan Keren Remaja Ini Memacu Kencang
Kendaraannya Sambil Mengangkat Bagian Depan Dari Motornya,Yang dapat
Mengakibatkan Nyawanya Dapat Melayang."
C. Karakteristik Psikologi Remaja dan
Permasalahannya
1. Secara
intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
2. Berfungsinya
kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat
keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah.
3. Sudah mampu
menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.
4. Munculnya
kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
5. Memikirkan masa
depan, perencanaan, dll.
6. Mengalami
kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
7. Ketidakstabilan
emosi.
8. Adanya sikap
menentang dan menantang orang tua.
9. Pertentangan di
dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab permasalahannya.
D. Faktor-faktor
penyebab pergaulan remaja
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan
remaja sebagai berikut :
1. Faktor orang tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa zaman telah berubah.
Sistem komunikasi, pengaruh media massa, kebebasan bergaul dan modernisasi di
berbagai bidang. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan ntah antar orang tua atau
pada anaknya jelas berdampak pada anak. Ketika anak tumbuh remaja, ia akan
belajar bahwa kekerasaan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang
wajar jika ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi
anaknya ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan dan
tidak berani mengembangkan indentitasnya yang unik. begitu bergabung dengan
teman-temannya. Ia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya
sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
2. Sekolah
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang
harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus
dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu lingkungan sekolah yang tidak
merangsang siswanya untuk belajar misalnya, suasana kelas yang monoton,
peraturan yang tidak relevan, dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas
praktikum, dll. Akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan diluar
sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, dimana
guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan
sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang
sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan dalam mendidik siswanya meskipun
caranya berbeda.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan di antara
rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap
munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan
anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula
sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan
kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja
untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang
berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
E. Tantangan yang dihadapi remaja masa kini
Saat ini, kita banyak dibanjiri oleh berbagai informasi yang
bisa dengan mudahnya didapat. Baik melalui media cetak, media elektronik
ataupun yang terbaru melalui dunia maya atau internet. Informasi-informasi
tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Salah satu informasi
negatif yang banyak menjadi perhatian adalah informasi mengenai konten-konten
dewasa, yang dapat diakses oleh semua orang dengan mudah terutama melalui
internet. Dikhawatirkan dengan banyaknya arus informasi tanpa batasan tersebut
dapat merubah persepsi remaja mengenai seks dan seksualitas. Keluarga dan
sekolah merupakan tempat yang tepat bagi remaja untuk mendapatkan informasi
yang benar mengenai pendidikan seks, karena biasanya remaja mengambil contoh
dari prilaku orang tua dan orang dewasa lain di sekitarnya.
Memang sampai saat ini banyak orang yang masih merasa tabu
untuk membicarakan masalah seks tersebut dengan sesama orang dewasa apalagi
dengan anak-anak. Tetapi yang harus disadari adalah, biasanya remaja akan
mencari panutan dari orang tua, jadi apabila orang tua hanya diam saja tanpa
memberikan informasi yang tepat mengenai seksualitas, maka remaja dapat
memperoleh informasi yang salah dan menjerumuskan mereka dalam bahaya.
F. Dampak pergaulan remaja:
1. Kenakalan
dalam keluarga
Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal
yang negatif, di sinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan
mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi
sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk
dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak
menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang
tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
2.
Kenakalan dalam pergaulan
Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal
pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam
pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai
seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah,
dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan
kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya,
harus menanggung beban yang cukup berat.
3.
Kenakalan dalam pendidikan
Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi,
namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok
yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada
hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah,
tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
G. Solusi Permasalahan remaja masa kini
1. Pentingnya
kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan
apapun.
2. Pengawasan
dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan
bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga,
dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia
dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orangtuanya.
3. Seorang anak
hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik
lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan
teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa
terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
4. Pengawasan
yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan
lain-lain.
5. Perlunya
bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan
mana yang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
6. Perlunya
pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai agamanya.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1) Pada dasarnya
kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang disekitarnya.
2) Kenakalan
remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor. Perilaku nakal
remaja disebabkan oleh factor remaja itu sendiri (internal) maupun factor dari
luar (eksternal).
3) Remaja harus
bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui
masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
Saran
1) Perlu adanya
tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia
agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
2) Perlunya
penanaman nilai moral , pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja
No comments:
Post a Comment